Wednesday 1 April 2015

Alternatif Pengolahan Limbah Gas Buang Industri



Perkembangan teknologi dan industri membawa dampak bagi kehidupan manusia, baik dampak yang bersifat positif maupun dampak yang bersifat negatif. Dampak yang bersifat positif memang diharapkan oleh manusia dalam rangka meningkatkan kualitas dan kenyamanan hidup. Namun sebaliknya dampak yang bersifat negatif justru dapat menurunkan kualitas dan kenyamanan hidup, karena adanya pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh perkembangan  teknologi dan industri tersebut (Kamtesa, 2009)
Emisi pencemaran udara oleh industri tergantung dari jenis industri dan prosesnya. Emisi dari industri selain akibat dari proses juga disebabkan oleh peralatan yang digunakan (utilitas). Berbagai industri dan pusat pembangkit tenaga listrik menggunakan tenaga dan panas yang berasal dari pembakaran arang dan bensin. Hasil dari pembakaran tersebut adalah SOx, asap dan bahan pencemar lainnya (Kamtesa, 2009).
Emisi yang dikeluarkan dari gas buang industri diantaranya adalah SOx, NOx, CO, CO2, dan HC. Komposisi prosentase emisi gas buang industri yaitu 30% gas CO2, 27% gas CO, 25% gas HC, 10% gas NOx 9% gas SOx, dan 8% partikulat debu. Diantara gas pencemar tersebut  CO2, CO, dan HC merupakan gas yang paling berbahaya dan memiliki prosentase tertinggi. Gas tersebut cukup berbahaya bagi kesehatan manusia bahkan dapat menyebabkan kematian apabila berada diatas standar baku mutu (Basuki, 2007).
Sumber polusi utama berasal dari asap industri, dengan hasil 60% dari polutan yang dihasilkan dari karbon monoksida dan sekitar 15% terdiri dari hidrokarbon. Polutan yang utama adalah karbon monoksida yang mencapai hampir setengah dari seluruh polutan yang ada (Meilina, 2005).
Berbagai upaya untuk mengatasi pencemaran udara telah dilakukan namun belum ada hasil yang memuaskan. Oleh karena itu, diperlukan suatu strategi baru untuk mengatasi pencemaran udara tersebut. Salah satu strategi yang dilakukan adalah mereaksikan gas buang pabrik industri dalam tabung reaktor yang berisi larutan penjerap hidroksida logam. Larutan penjerap hidroksida logam yang digunakan  adalah NaOH, Ba(OH)2, Al(OH)3, dan Ca(OH)2. Larutan hidroksida logam merupakan basa kuat yang reaktif terhadap emisi gas buang. 
Limbah Gas dan Partikel
Udara  adalah  media  pencemar  untuk  limbah  gas.  Limbah  gas  atau  asap  yang diproduksi pabrik keluar bersamaan dengan udara. Secara alamiah udara mengandung unsur kimia seperti O2, N2, NO2, CO2, H2 dan lain-lain. Penambahan gas ke dalam udara melampaui kandungan alami akibat kegiatan manusia akan menurunkan kualitas udara. Zat pencemar melalui udara diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu partikel dan gas. Partikel adalah butiran halus dan masih mungkin terlihat dengan mata telanjang seperti uap air, debu, asap, kabut dan fume. Sedangkan  pencemaran  berbentuk  gas  hanya  dapat  dirasakan  melalui  penciuman (untuk gas  tertentu) ataupun  akibat  langsung. Gas-gas  ini  antara  lain SO2, NOx, CO, CO2, hidrokarbon dan lain-lain.
Untuk  beberapa  bahan  tertentu  zat  pencemar  ini  berbentuk  padat  dan  cair.  Karena suatu kondisi  temperatur ataupun  tekanan  tertentu bahan padat/cair itu dapat berubah menjadi  gas.  Baik  partikel  maupun  gas  membawa  akibat  terutama  bagi kesehatan manusia seperti debu batubara, asbes, semen, belerang, asap pembakaran, uap air, gas sulfida, uap amoniak, dan lain-lain. Pencemaran yang ditimbulkannya  tergantung  pada  jenis  limbah, volume yang  lepas di udara bebas dan lamanya berada dalam udara. Jangkauan pencemaran melalui udara dapat  berakibat  luas  karena  faktor  cuaca  dan  iklim  turut mempengaruhi. Pada malam hari zat yang berada dalam udara  turun kembali ke bumi bersamaan dengan embun. Adanya  partikel  kecil  secara  terus menerus  jatuh  di  atap  rumah,  di  permukaan  daun pada pagi hari menunjukkan udara mengandung partikel. Kadang-kadang  terjadi hujan  asam. Arah  angin  mempengaruhi  daerah  pencemaran  karena  sifat  gas  dan  partikel  yang ringan mudah terbawa. Kenaikan konsentrasi partikel dan gas dalam udara di beberapa kota  besar  dan  daerah  industri  banyak  menimbulkan  pengaruh,  misalnya  gangguan jarak  pandang  oleh  asap  kendaraan  bermotor,  gangguan  pernafasan  dan  timbulnya beberapa jenis penyakit tertentu
 
Gas buang dari pabrik industri mula-mula melewati pipa pembuangan yang terhubung dengan reaktor yang berisi larutan penjerap Ca(OH)2. Didalam reaktor terjadi reaksi antara gas-gas buang terhadap larutan penjerap. Setelah terjadi reaksi maka akan terbentuk suatu endapan. Dengan bereaksinya gas buang tersebut didalam reaktor nantinya pada pipa pembuangan akhir diharapkan output gas yang dihasilkan bebas dari polutan (CO, CO2, dan gas –gas lainnya). Sehingga pabrik industri tidak lagi melepaskan polutan ke udara, dengan demikian lingkungan akan menjadi lebih asri dan tentunya akan memperpanjang umur bumi akibat dari polusi yang berlebihan.  

Daftar Pustaka 


Basuki, K.T., 2007, Penurunan Konsentrasi CO Dan NO2 Pada Emisi gas Buang  Dengan Menggunakan Media Penyisipan TiO2 Lokal Pada Karbon Aktif, Jurnal Sains Teknologi, Vol 1, No 1, Hal 9-10
Kamtesa, M., 2009, Kondisi Udara, Kesehatam dan Kenyamanan Masyarakat di Sekitar PT. Madu Baru Yogyakarta, Tesis, Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta


Meilina, L, 2005, Reduksi Gas Buang CO dan HC Dengan Metode Lucutan Plasma Terhalang Dirlrktrik (LPTD), Skripsi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta
 

1 comment:

Featured Post

List Jurnal Kimia Terindeks Scopus Gratis

Bagi teman-teman yang sedang mencari jurnal untuk publikasi pada bidang kimia secara gratis, berikut adalah rangkuman yang telah dibuat oleh...